Popular Post

Posted by : Unknown Rabu, 06 Juli 2016

Hello People!
Selamat Idul Fitri 1437H / Happy Ied Mubarak ! ^^
See you guys again on this post
masih dalam susasana lebaran,kali ini saya akan mempost tentang cerpen yang masih fresh dari otak saya hihihi
okay langsung saja silahkan dibaca guys..



Janganlah bersembunyi,wahai diriku..

"Hoaammm.." terlihat seorang pemuda menguap tatkala ia terbangun dari tidurnya
Kamar berukuran 3x4 meter adalah saksi bisu dimana pemuda ini menghabiskan sebagian waktunya,
Ada lemari jati besar berwarna coklat gelap disudut ruangan yang tak tertutup rapat,bahkan beberapa pakaian dari pemuda ini terlihat berserakan.
Sebuah lemari kecil dengan kaca serta kursi kecil berada diseberang tempat tidurnya.
Disebelahnya terdapat meja belajar dengan laptop diatasnya, sinar berwarna biru terlihat berkedip-kedip dari lampu kecil yang ada pada laptop itu,tanda jika laptop miliknya belum dimatikan dengan benar.
Poster dan stiker game menghiasi dinding dan langit-langit dari kamarnya. Tidak hanya itu,setumpuk kaset digital dari game yang sudah ia koleksi juga berceceran dibawah dekat meja belajarnya.
Setelah mengusap mata dan meliuk-liukan badannya,pemuda ini bergegas mematikan radio yang semenjak tadi malam ia hidupkan . Ia pun membuka lemari pakaiannya dan mengambil handuk dari dalamnya,kemudian meninggalkan lemari tersebut dalam keadaan terbuka dan berjalan memasuki kamar mandi yang terletak tak jauh dari tempat tidurnya.

"Reno" adalah namanya
Pemuda berambut ikal berwarna hitam dengan postur tubuh ideal berusia 19 tahun yang baru saja lulus sekolah menengah atas setahun yang lalu ini bukanlah pemuda sembarangan.
Bagaimana tidak,nampak sebuah ujung dari piala "mencungul" dari dalam sebuah kardus besar yang terletak dibawah tempat tidurnya, berbagai medali dan penghargaan lain tentang lomba ilmu pengetahuan lainnya juga dapat ditemukan disini.
Meskipun begitu,sebenarnya si jenius Reno ini menyimpan banyak masalah dan bukan juga masalah sepele.
Hutang menumpuk di warnet,tidak membayar uang kos adalah dua contoh dari berbagai masalah yang ia timbulkan,dan nampaknya Reno sukses membuat pusing orang tua dan saudara-saudaranya setelah dirinya diketahui berbohong jika selama setahun terakhir ini dirinya sudah bekerja di luar kota. Namun ternyata yang ia lakukan hanyalah menghambur-hamburkan uang dan tentu saja membuat masalah-masalah lainnya disana,oleh sebab itulah orang tuanya memutuskan untuk memulangkannya beberapa hari yang lalu.
Pintu kamar mandi yang tadinya tertutup pun terbuka, Reno berjalan keluar sambil mengenakan handuk nampaknya ia baru saja selesai mandi
"Hah segarnyaa.." Ucap Reno seraya ia berjalan menuju lemari pakaiannya
Sebuah kemeja putih berlengan panjang serta celana jeans ia ambil dari dalam lemari,setelah berpakaian rapi Reno membuka pintu kamarnya dan berjalan keluar.

Diluar kamarnya,adalah ruang keluarga yang dipenuhi berbagai perabotan rumah tangga serta meja makan terletak ditengah ruangan tersebut.
Beberapa parsel hari raya terlihat di sudut ruangan dan sebagian belum terbuka.
Nampak 2 orang dewasa yang juga sudah berpakaian rapi duduk menunggunya,ternyata itu adalah kedua orang tua Reno
"Ayo berangkat,kita sudah terlambat 10 menit gara-gara menunggumu!" Nada tinggi terdengar dan wajah kesal terlihat dari ayah Reno,sementara ibunya hanya terdiam dengan ekspresi wajah datar
Kelihatannya mereka akan menghadiri sebuah acara keluarga,kegiatan yang rutin diadakan tiap tahun di hari-hari setelah hari raya idul fitri di keluarga besar mereka.
Inilah yang menjadi kekhawatiran Reno,bahwasanya ia akan bertemu kembali dengan saudara-saudaranya baik yang jauh maupun yang dekat. Dan tentu saja,saudara-saudara yang telah ia susahkan dengan masalah yang ia perbuat setahun yang lalu.
Apa yang akan ia katakan kepada mereka semua?
Sanggupkah ia menahan rasa malunya, ataukah ia hanya akan berpura-pura seolah tak terjadi apa-apa?
Pemikiran ini bak awan hujan yang sedang menyelimuti kepalanya seraya mereka bertiga berjalan menuju pintu rumah.
Setelah banyak memikirkan hal tersebut, akhirnya Reno memutuskan untuk bersikap seolah tak terjadi apa-apa,ia akan berlagak santai begitu tiba di acara keluarga.
Diluar rumah,sebuah mobil telah menanti dan berbunyi "bip-bip" ketika ayah Reno membuka nya.
Dengan ayahnya menjadi pengemudi dan ibunya duduk disampingnya di kursi depan,Reno duduk di belakang sambil bermain hp miliknya.
Setelah 10 menit mereka berangkat mereka berhenti disebuah persimpangan jalan dimana terdapat lampu lalu lintas yang ketika itu sedang merah,Reno masih saja terlihat asik bermain hp.
"Kamu apa nggak bosen main-main game terus nak? umurmu itu sudah berapa,mau sampai kapan kamu maen game terus?" Ibunya sedikit terusik dengan keasyikan Reno,sementara Reno tak bergeming ia hanya fokus kedalam permainannya dan tak memperdulikan ibunya yang merasa khawatir akan dirinya.
"Ah sudahlah mah,dia itu bisa apa? Bisanya cuma nyusahin,berbohong,tidak ada sesuatu yang kita bisa banggakan darinya!" Jawaban dari ayahnya sepertinya sedikit mengusik Reno,wajahnya tiba-tiba terlihat sedikit kesal dan ia mengepalkan tangan kanannya.
"Kalian para orang dewasa memang takkan pernah mengerti!" Gumam Reno
Tidak ingin mendengar percakapan orang tuanya lagi,akhirnya Reno memutuskan untuk memasang headset,memutar lagu-lagu favorit dari hp nya lalu kemudian tidur.
Setelah 2 jam perjalanan,mobil mereka akhirnya berhenti disebuah jalan di dalam suatu perumahan
dibelakang,samping mereka juga terdapat mobil-mobil yang juga sedang parkir,didepan terlihat sebuah rumah yang ramai dengan tratak di halaman depan,disitulah tempat acara keluarga Reno diadakan.

Reno,terbangun dan melepas headset yang ia kenakan,lalu melihat lingkungan sekitar ia tahu jika ia telah sampai di acara keluarga tahunan yang kali ini sedang menghantui pikirannya. Ayah ibunya sudah turun dari mobil dan segera disambut oleh salah satu saudaranya namun Reno masih terdiam di mobil,nampaknya ia masih mempersiapkan diri untuk bertemu dengan mereka semua. Wajar saja,ia memang jenius namun ia kurang suka dan sukar untuk bergaul dengan orang lain,sudah berusia 19 tahun pun cara bicaranya masih terbata-bata dan kadang terkesan plin-plan seperti anak kecil. Semua masalah yang ia perbuat setahun yang lalu kini kembali menyeruak dan muncul didalam pikirannya. Seketika ia menjadi tegang,wajahnya pucat dan keringat dingin mengalir ketika dari dalam mobil ia melihat sosok yang selama setahun kemarin. Adalah seseorang yang ia beri masalah besar ketika sedang berada diluar kota, yakni pamannya Samsun.


Bersambung..

One Response so far.

  1. +92726241726243739262 buat postmu

- Copyright © ぞ丸ー訓 - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -